Jumat, 31 Mei 2013

Cup of Coffee Latte


**


‘Hai, bangunlah bidadariku,' begitu selalu kau memanggilku.

Bidadari? Seperti apakah bidadari? Aku belum pernah melihatnya...Dan mengapa kau memanggilku dengan sebutan bidadari? Apakah aku seperti bidadari? Menurutku aku lebih seperti bidadari yang turun dari becak. Ada-ada saja kamu ini.Terlalu berlebihan.


‘Bangun bidadariku,’ kamu kembali membisikkan kata-kata itu di dekat telingaku.


Lalu aku terbangun lewat tengah malam ini dari mimpiku tentangmu. Dengan berat kubuka kelopak mata lelah yang masih enggan terbuka. Lalu kembali menarik selimut untuk menghangatkan tubuh dari bekunya ruangan. Entah mengapa, tiba-tiba tatapanku tertuju padamu...


Dirimu dengan mata berbinar, mata itu seperti memohon padaku untuk sesegera bangun.

Kamu berdiri di samping ranjang dengan membawa segelas coffee latte kesukaanku. Dan memberikan minuman hangat itu padaku...

‘Oh ya aku lupa,tadi sebelum aku terlelap aku lupakan sesuatu. Aku lupa mengatakan sesuatu, sayang. Mengatakan bahwa aku mencintaimu dengan segenap hatiku. Aku lupa dan karena hari sudah larut malam, aku membiarkan semua terlewatkan, bahwa Aku Cinta Padamu.'


Akupun menghela nafasku dalam dalam lalu mencium keningmu dengan kelembutan bidadari. Ya ampun...aku harus berpura pura dan berperan seperti bidadari demi kamu. Aku menatapmu lembut, tentu saja dengan kelembutan bidadari yang kubuat buat.


‘Sayang...kamu tidak perlu membangunkanku. Karena aku hanya bermimpi tentangmu.Dan tentu saja aku mencintaimu, seperti kau mencintaiku.’


Dan sekarang aku benar-benar terbangun. Menuju dapur dan membuat segelas coffee latte kesukaan kita berdua. Lalu aku meneguknya sedikit demi sedikit tanpa bermimpi...





________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar